phone: +62 813 4833 4566
e-mail: bpk.haurgading@gmail.com

Jumat, Mei 23, 2014

TANAMAN OBAT-OBATAN



Tumbuhan obat yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan baik yang dibudidayakan maupun yang tumbuh liar antara lain bandotan, beluntas, bunga kenop, bunga matahari, bunga pukul empat, ciplukan, jambu biji, jeruk nipis, jeruk purut, kemangi, kencur, kumis kucing, kunyit, lengkuas, lidah buaya, lidah mertua, mahkota dewa, meniran,  mengkudu, mimba/nimba, pegagan, putri malu, rosela, sambiloto, sambung nyawa, serei, sirih, sirsak, sosor bebek dan tapak dara.

1. Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.  Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru, radang telinga tengah,   perdarahan   ( perdarahan  rahim,   luka berdarah, dan mimisan), diare, disentri, mulas/kolik, muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit dan tumor rahim.  Sedangkan akar berkhasiat untuk mengatasi demam.  Akan tetapi ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat bandotan karena dapat menyebabkan keguguran (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Cara pemakaiannya untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g herba kering atau 30-60 g herba segar.  Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.  Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus.  Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra).  Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan.  Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).

2. Beluntas (Pluchea indica (L.) Lees.)


Tumbuhan ini rasanya getir dan memiliki bau yang khas (sengir).  Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan ekstrak batang.  Daunnya dimakan sebagai lalapan, dapat menambah nafsu makan dan membantu     pencernaan.  Batangnya digunakan segar atau dikeringkan terlebih dahulu.  Beluntas dapat mengatasi bau badan, gangguan pencernaan pada anak-anak, TBC kelenjar leher, nyeri rematik, menghilangkan bau badan, meluruhkan keringat, dan menurunkan panas (Adi Permadi, 2008).


3. Bunga Kenop (Gompherena globosa L.)


Bunga kenop ditanam di pekarangan dan di taman sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang yang cukup mendapat sinar matahari.  Rasanya manis dan sifatnya netral (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Bagian yang digunakan adalah bunga atau seluruh herba segar atau yang telah dikeringkan.  Bunga berkhasiat untuk pengobatan batuk rejan, tuberkulosis paru disertai batuk darah, sesak nafas, bronkhitis akut dan menahun, radang mata, sakit kepala, panas dan kejang pada anak karena gangguan hati, disentri dan tidak lancar buang air kecil.  Sedangkan herbanya digunakan untuk menambah nafsu makan (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Untuk obat yang diminum, rebus 9-15 g bunga segar atau 3-9 g bunga kering, lalu air rebusannya diminum.  Sedangkan untuk pemakaian luar, cuci tanaman segar seutuhnya sampai bersih, lalu giling sampai halus.  Turapkan ramuan ini ke bagian tubuh tang sakit, seperti bengkak/memar akibat terbentur benda keras.  Selain itu, tanaman segar dapat direbus dan airnya digunakan untuk mencuci koreng (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).

4. Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)


Seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan dalam keadaan segar atau kering.  Bunga berkhasiat menyembuhkan tekanan darah tinggi, nyeri sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi, nyeri lambung, radang payudara, rematik, dan sulit melahirkan (Adi Permadi, 2008).
Biji bunga matahari berkhasiat mengatasi tidak nafsu makan, lesu, dan disentri berdarah, serta merangsang pengeluaran rash (kemerahan pada campak). Bagian akar berkhasiat menyembuhkan infeksi saluran kencing, bronkhitis, batuk rejan, dan keputihan (Adi Permadi, 2008).
Sedangkan daun berkhasiat menyembuhkan malaria.  Sumsum dari batang dan dasar bunga berkhasiat menyembuhkan kanker lambung, nyeri lambung, sulit dan nyeri buang air kemih serta air kemih berdarah (Adi Permadi, 2008).

5. Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.)


Tumbuhan ini merupakan tanaman hias, dimana bunganya mekar d sore hari dan kuncup kembali menjelang sore.  Nama lain dari bunga ini adalah kembang pagi siang (Fauziah Muhlisah, 1999).
Bagian yang digunakan pada tanaman ini adalah akar, daun, dan buah.  Tanamaan ini berkhasiat menyembuhkan bisul, jerawat, radang amandel, infeksi saluran kencing, kencing manis dan keputihan (Adi Permadi, 2008).
Untuk mengatasi penyakit bisul, 10-12 helai daun bunga pukul empat dicuci, lumatkan dan beri garam.  Tempelkan pada bisul dan sekitarnya, kemudian dibalut.  Untuk mengatasi jerawat, biji bunga pukul empat diambil isinya yang berupa tepung bedak, beri sedikit air dan oleskan pada jerawat.  Sedangkan untuk radang amandel dan radang prostat, akar bunga pukul empat yang segar 10 g dicampur air secukupnya, dibuat jus atau dipipis, kompreskan pada bagian yang sakit (Fauziah Muhlisah, 1999).

6. Ciplukan (Physallis peruviana L.)


Ciplukan merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun.  Tumbuhan ini tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati.  Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan  berwarna  hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis (Anonim, 2007).
Buah, daun, batang dan akar ciplukan dapat digunakan sebagai obat dalam keadaan segar atau kering.  Penyakit yang bisa disembuhkan dengan tanaman ini yaitu pembengkakan prostat, influenza, sakit tenggorokan, batuk rejan, bronkhitis, gondongan, bisul, dan kencing manis (Adi Permadi, 2008).
Selain itu ciplukan juga bisa mengatasi penyakit diabetes melitus, sakit paru-paru, ayan dan borok.  Adapaun caranya tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akarnya dan dibersihkan.  Setelah dilayukan, direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring dan diminum 1 kali sehari (Anonim, 2007).

7. Jambu Biji (Psidium guajava L.)


Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan.  Bagian yang digunakan adalah daun, buah mengkal, ranting muda, dan akar.  Daun digunakan untuk pengobatan diare akut dan kronis (dr. Lestari Hnadayani, M. Med (PH) dan Dra. Herti Maryani, 2002). 
Selain itu juga untuk mengobati disentri, perut kembung pada bayi dan anak, kadar kolesterol darah meninggi, haid tidak lancar, sering buang air kecil, luka berdarah dan sariawan (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Buah digunakan untuk pengobatan kencing manis, kadar kolesterol darah tinggi dan sembelit.  Sedangkan ranting muda digunakan untuk pengobatan keputihan dan akar untuk pengobatan disentri (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Untuk mengobati penyakit tertentu, lebih disukai buah jambu biji yang daging buahnya berwarna merah.  Saat ini, buah jambu biji telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita demam berdarah.  Kemungkinan besar, hal ini disebabkan buah jambu biji berkhasiat untuk mengatasi hemostatis, antiradang, dan antioksidan sehingga dapat menghentikan proses agregasi (penggumpalan) trombosit dan perdarahan yng terjadi sebelumnya, seperti mimisan, perdarahan kulit, dan berak darah.  Alhasil, jumlah trombosit cepat meningkat disertai perbaikan kualitas trombosit yang baru terbentuk sehingga dapat berfungsi kembali secara normal (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Cara pemakaiannya, untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g daun segar atau 2,5-4,5 g daun kering, lalu rebusannya diminum.  Untuk pemakaian luar, rebus daun segar.  Gunakan air rebusannya untuk mencuci luka.  Cara lain, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada luka berdarah akibat kecelakaan dan benda tajam atau borok di sekitar tulang (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).

8. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle.)


Biasanya, jeruk nipis ditanam di pekarangan atau di kebun, dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur asalkan mudah meneruskan air dan mendapat sinar matahari penuh (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Bagian utama yang digunakan adalah buah, dimana perasan air jeruk nipis dapat digunakan untuk melangsingkan badan, menghilangkan ketombe, penurun panas, demam, batuk, lendir di tenggorokan,  influenza dan haid yang tidak teratur (dr. Lestari Handayani, M. Med (PH) dan Dra. Herti Maryani, 2002).         
Selain itu, air buahnya juga dapat digunakan sebagai penyedap masakan, minuman penyegar, bahan pembuat asam sitrat, membersihkan karat pada logam atau kulit yang kotor.  Sedangkan bunga dan daun jeruk nipis dapat digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi/hipertensi (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Adapun cara pemakaiannya bermacam-macam.  Untuk obat yang diminum, peras 1-2 buah jeruk nipis.  Perasan ini dapat digunakan tersendiri atau dicampur dengan bahan yang lainnya.  Sedangkan untuk pemakaian luar, aduk air jeruk nipis dengan bahan lain untuk dikompreskan atau dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti demam pada anak-anak, sakit perut, diare, sakit gigi, nyeri haid, kepala pusing, rematik, kurap, jerawat, terkilir, mengecilkan perut, mengecilkan pori-pori di wajah, dan membersihkan lemak di kulit wajah.  Air jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).

9. Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.)

Sama seperti jeruk nipis, bagian yang digunakan pada tanaman ini adalah buah dan daun.  Jeruk purut sering digunakan dalam masakan, pembuatan kue atau dibuat manisan.  Buah jeruk purut dapat digunakan untuk     mengatasi   influenza,    badan lelah, rambut kepala yang bau (mewangikan kulit) serta kulit bersisik dan mengelupas.  Sedangkan daun jeruk purut digunakan untuk mengatasi badan letih dan lemah sehabis sakit berat (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).
Cara pemakaian jeruk purut ini, untuk obat yang diminum, sediakan 1-2 buah jeruk purut yang telah masak, lalu diminum.  Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut manjadi 2-4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau perasan buahnya digunakan untuk membasahi rambut setelah keramas (dr. Setiawan Dalimartha, 2000).

10. Kemangi (Ocinum bassilicum ferina Citratum.)

Kita telah lama mengenal kemangi sebagai makanan fungsional yang lezat sekaligus berkhasiat obat.  Seluruh bagian tanaman ini dapat untuk pengobatan dalam keadaan segar atau kering.  Daun kemangi biasa dimakan sebagai  lalap.  Tanaman  ini     berkhasiat    mengatasi    bau    badan bau keringat, bau mulut, badan lesu, serta menyembuhkan panas dalam dan sariawan.  Juga digunakan sebagai peluruh gas perut, peluruh haid, dan peluruh produksi ASI berlebih (Adi Permadi, 2008).
Sari daun kemangi berkhasiat menyembuhkan diare, batu ginjal, sakit kepala, pilek, sembelit, cacingan, maag, dan kejang-kejang.  Selain itu aroma kemangi dapat menolak gigitan nyamuk (Sisca Dharmayanti, 2007).
Sejak zaman dulu, kemangi disuling untuk diambil sari minyak atsirinya yang dapat digunakan untuk pijat aroma terapi karena minyak atsiri kemangi dapat meringankan dan menyegarkan tubuh.  Namun, wanita hamil dilarang menggunakan karena dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya keguguran (Sisca Dharmayanti, 2007).

TANAMAN OBAT-OBATAN (BAGIAN II) 

TANAMAN OBAT-OBATAN (BAGIAN III)

Sumber : MENGENAL TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI SEKITAR KITA BESERTA CARA PENGOLAHANNYA (Oleh NETTY HASTUTI, SP)

DAFTAR PUSTAKA
Adi Permadi,  Membuat Kebun Tanaman Obat (Jakarta : Pustaka Bunda, 2008)
Anonim,  Ciplukan-Sentra Informasi IPTEK  (www.iptek.net.id/view.php, 2007)
Anonim, Mahkota Dewa dan Khasiatnya (deatta.wordpress.com/2008/04/11/mahkota dewa)
dr. Lestari Handayani, M. Med (PH) dan Dra. Herti Maryani,  Mengatasi Penyakit Pada Anak Dengan Ramuan Tradisional (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2002)
dr. Setiawan Dalimartha, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2 (Jakarta : Trubus Agriwidya, 2000)
Drs. H. Arief Hariana,  Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3 (Jakarta : Penebar Swadaya, 2006)
Fauziah Muhlisah,  Tanaman Obat Keluarga (Jakarta :  Penebar Swadaya, 1999)
Ir. Didah Nur Faridah, M. Si,  Kualitas Rosela Bisa Diukur Dari Warna Merah Seduhannya  (thibbunnabawi.wordpress.com/2008/04/10)
Sisca Dharmayanti,  Berbagai Khasiat Daun Kemangi  (bintanglaut. Wordpress.com/2007/09/28)