phone: +62 813 4833 4566
e-mail: bpk.haurgading@gmail.com

Sabtu, Desember 22, 2012

Ciri Sapi yang Sehat


Dalam memilih ternak, sebaiknya memastikan kondisi kesehatan ternak yang akan dibeli sebelum melakukan transaksi. Berikut beberapa ciri hewan ternak yang sehat:
Nafsu makan. Ternak yang memiliki nafsu makan yang baik adalah salah satu ciri ternak yang sehat, karena gejala awal ternak yang sakit adalah penurunan nafsu makan. Dalam pengamatan nafsu makan juga diperhatikan gerak ruminasi, yaitu gerak memamah biak ternak sapi.

Gerak. Banyaknya gerak atau aktivitas ternak dapat menjadi salah satu indikator kesehatan ternak. Apabila ternak banyak bergerak dan tidak nglentruk, kondisi ternak dapat dianggap sehat, sedangkan ternak yang cenderung diam dan kurang agresif merupakan ciri ternak yang kurang sehat. Perilaku ternak sehat dapat dilihat dari aktivitas yang kuat, merespon jika dipegang, disentuh, ditarik. Keserasian bentuk tubuh akan mempengaruhi gerak, yang tampak dari posisi tubuh yang tegak, kuat dan semua bagian tubuh didukung dengan baik oleh kaki yang lurus, kuat serta simetris baik kaki depan dan kaki belakang.

Mata. Ternak sehat memiliki sorot matanya bersih dan cerah, kondisi bola mata baik, bersih dan tidak terdapat kelainan-kelainan mata, seperti berair, bercak kemerahan pada kornea mata, adanya selaput putih seperti katarak, ataupun adanya kotoran dan luka di sudut mata. Pada ternak sehat, pupil mata akan bereaksi jika ada pergerakan atau cahaya di depannya.

Rambut dan Kulit. Ternak yang sehat memiliki rambut yang tidak kusut, halus, bersih, tidak kusam, dan mengkilap. Kulit ternak elastis dan tidak ada luka fisik/cacat. Secara normal, rambut ternak memang rontok ketika ditarik, tetapi jumlahnya tidak banyak. Kerontokan bulu dalam jumlah banyak dapat menjadi ciri hewan yang kurang sehat, juga pada ternak yang mengalami penandukkan atau terbentuk kerak di kulit. Yang juga perlu diperhatikan adalah turgor yang baik pada kulit ternak, yaitu ketika disentuh atau ditarik kulit ternak sangat kenyal, dan posisi kulit akan kembali ke keadaan yang semula (normal) dalam waktu yang relatif singkat.
Membran Mukosa. Mukosa hidung dan mata tampat tidak berbau, halus, mengkilat dan tidak pucat. Cermin hidung sapi yang sehat selalu tampak basah.

Rabu, Desember 19, 2012

Budidaya Tomat di dalam Pot



I.       PENDAHULUAN

Buah tomat merupakan tanaman sayuran yang sangat di gemari dan mempunyai   gizi  yang sangat tinggi
Akhir-akhir ini masyarakat khususnya perkotaan  memanfaatkan  lahan  yang sempit atau pekarangan rumah menjadi lebih optimal. Yaitu dengan menanam tanaman  sayuran dalam pot yang ditata di pekarangan rumah

II.      PEDOMAN PENANAMAN SAYURAN TOMAT DALAM POT

1.    Seleksi Benih Tomat
Kriteria benih tomat yang bagus adalah:
a.    Tidak cacat/luka
b.    Sehat, tidak menunjukan adanya serangan hama/penyakit.
c.    Bersih dari kotoran
d.   Benih tidak keriput
2.      Penyemaian benih tomat.
Setelah proses penyeleksian terhadap benih tomat kemudian benih tomat didesinfektan dengan cara merendam benih tomat kedalam larutan fungisida, ini bertujuan agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati, setelah itu baru disemai di persemaian. Setelah benih tumbuh dan berumur  7 – 10 hari bibit dipindah ke dalam  kantong-kantong kecil kemudian dibiarkan selama 17-21 hari. Bibit siap dipindahkan kedalam pot.

3.      Persiapan Pot
Macam-macam pot yang dapat di gunakan  : Pot semen, pot kramik,  pot plastik,  atau pot tanah, polybag, kaleng – kaleng bekas. Pot-pot yang digunakan harus mempunyai  lubang bawah  sehingga air dapat keluar dengan mudah.

4.      Persiapan media tanam.
Media tanam yang digunakan  abu sekam bakar, pupuk kandang, tanah dengan berbandingan         2 : 1 : 1 . Semua media tanam di campur rata kemudian dimasukan kedalam pot.

5.      Penamaman
Setelah pot dan benih berumur 30 hari  maka dilakukan penanaman ke dalam pot/polybag.

6.      Pemeliharaan
Tanaman tomat yang sudah ditanam dalam pot diletakkan  ditempat yang teduh. Setelah tunas baru tumbuh maka pot dapat di pindahkan kepekarangan terbuka,  atau ditempat yang tidak kena cahaya matahari langsung. Penyiraman  dilakukan 2 x sehari pagi dan sore.   Untuk menjaga  tanaman tomat tumbuh tegak maka dipasang ajir/ tongkat.

7.      Pemupukan 
Karena tomat termasuk sayuran buah, setelah benih tumbuh menjadi bibit selain diberikan
pupuk N (Urea) tanaman  perlu diberikan pupuk P dan K untuk  merangsang  terjadinya  penbungaan dan buah

8.      Hama dan Penyakit
Hama
  • Ulat tanah, gejala yang timbul terpotongnya pangkal batang dan rebah. Pengendaliannya memberikan furadan 3 G pada  sekitar pangkal batang.
  • Ulat Grayak, gejalanya daun bercak-bercak putih dan berlubang pengendaliannya dengan musuh alami


Penyakit
Busuk Daun, gejalanya  daun bercak-bercak kondisi daun agak basah, lunak,  berwarna hijau kehitam-hitaman. Pengendalian dengan penyemprotan fungisida 

9.      Panen
Tanaman tomat dapat dipanen pada usia 60 -  100 hari setelah tanam

10.  Manfaat Buah Tomat
·      Membantu menurunkan resiko gangguan jantung.
·      Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.
·      Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.
·      Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular degeneration).
·      Mengurangi resiko radang usus buntu.
·      Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
·      Menghilangkan jerawat.
·      Mengobati diare.
·      Meningkatkan jumlah sperma pada pria.
·      Memulihkan fungsi lever.
·      Mengatasi kegemukan.






Pengendalian Hama Keong Mas



PENDAHULUAN
Hama keong mas adalah salah satu hama yang mengakibatkan tingginya risiko gagal panen pada tanaman padi. Hama ini, sebagian orang menyebutnya dengan siput murbei, memakan batang dan daun padi berumur 15 hari. Serangan hama ini cukup membuat pusing para petani akibat populasinya di areal pertanaman sedemikian cepat perkembangbiakannya.
Tanaman padi yang terserang bisa habis dari pucuk daun hingga ke batang padi muda. Akibatnya tanaman menjadi merana bahkan mengalami gagal panen. Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7 – 4 hari. Disamping itu, satu ekor keong mas betina mampu menghasilkan 15 kelompok telur selama satu siklus hidup (60 – 80 hari), dan masing – masing kelompok telur berisi 300 – 500 butir. Seekor keong mas dewasa mampu menghasilkan 1000 – 1200 telur per bulan. Padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam mudah dirusak keong mas, keong mas bahkan dapat mengkonsumsi seluruh tanaman muda dalam satu malam. Tanda spesifik lain pada pertanaman padi yang terserang hama ini adalah adanya rumpun yang hilang serta adanya potongan daun yang mengambang dipermukaan air.
 Keong Mas

Telur Keong Mas
Keong mas mampu bertahan selama kurang lebih 2 tahun di dalam tanah dan oleh karenanya hama ini relatif sulit untuk diatasi.

PENGENDALIAN KEONG MAS SECARA AMAN
Dalam mengendalikan hama keong mas, umumnya para petani memilih menggunakan moluskisida sintesis yang berharga mahal, berspektrum luas, dan mengganggu organisme nontarget dan juga manusia untuk mengendalikan hama keong mas. Dalam kaitannya dengan pengendalian keong mas, cara-cara yang lebih aman, seperti halnya secara fisik (penggunaan saringan), mekanis (pengambilan langsung) maupun secara biologis (pemberian tanaman yang tidak disukai di saluran-saluran, penggembalaan itik, penanaman bibit yang cukup kuat/tua, dll) lebih direkomendasikan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan keong mas.




  1. Pengambilan keong mas secara langsung dengan tangan dari sawah pada pagi dan sore hari ketika keong dalam keadaan aktif dan mudah diambil.
  2. Menggunakan tumbuhan yang mengandung racun bagi keong mas. Misalnya daun sembung (Blumea balsamifera), daun/akar tuba, daun eceng gondok (Monochoria vaginalis), daun tembakau (Nicotiana tabacum), daun calamansi atau jeruk (Citrus microcarpa), daun mabuhay (Tinospora rumphii), dan cabai merah. Selain itu, beberapa tanaman lain yang juga dapat digunakan untuk memberantas keong mas adalah starflower (Calotropis gigantis), nimba (Azadirachtha indica), dan asyang (Mikania cordata) yang mengandung bahan yang dapat membunuh keong mas. Berbagai tumbuhan tersebut dianjurkan diaplikasikan sebelum penanam padi. Saluran kecil dibuat agar keong mas berada di dalam saluran tersebut dan selanjutnya di atas saluran tersebut tempatkan tumbuhan yang disebutkan di atas.
  3. Menggunakan atraktan seperti daun talas (Cococasia esculenta), daun pisang (Musa paradisiaca), daun pepaya (Carica papaya), bunga terompet, dan koran bekas, supaya mudah mengumpulkan keong tersebut. Daun sebagai atraktan diletakkan dalam petakan sawah secara berjejer, berjarak 1-2 meter antar umpan, yang dilakukan sebelum panen sampai 5 minggu setelah tanam. Jumlah atraktan sebagai umpan yang diperlukan sekitar 40 kilogram per hektare. Tinggi air di sawah disarankan sekitar 5-10 centimeter (BP2TP NAD, 2004)
  4. Dibuatkan saluran kecil (sedikitnya lebar 25 centimeter, dan dalamnya 5 centimeter) sepanjang tepi sawah.Saluran berfungsi untuk penjebakan terhadap keong mas, di mana keong mas akan pindah ke dalam saluran tersebut, jika permukaan air berkurang dan dapat dilakukan pengumpulan.
  5. Meletakkan kawat kasa atau anyaman bambu pada pemasukan dan pengeluaran air utama, untuk mencegah masuknya keong mas kecil dan dewasa. Cara ini juga untuk mengambil keong mas yang terperangkap.
  6. Pagar plastik dapat digunakan untuk mencegah masuknya keong mas ke dalam areal persawahan.
  7. Menancapkan ajir bambu sebagai perangkap telur di sawah yang selalu tergenang atau pada saluran pengairan untuk menarik keong mas dewasa bertelur.
  8. Mempertahankan air agar tidak terlalu tinggi (2-3 centimeter) mulai 3 hari tanam
  9. Mengeringkan sawah berkali-kali untuk mengurangi aktivitas perpindahan dan perusakan.
  10. Mempergunakan varietas yang beranak banyak dan kurang disukai keong mas seperti PSB, Rc36, Rc38, Rc40, dan Rc 68.
  11. Penggunaan bahan kimia yang tidak merusak lingkungan dapat juga direkomendasikan. Asam anakardat yang diekstrak dari minyak kulit jambu mete, telah diuji-cobakan dan dapat membunuh keong mas (Rudyanto dan Mercellino, 2006). Teaseed meal merupakan obat yang umum di pasaran, selain itu, dapat juga digunakan saponin, tembakau, dan bibit pinang sebagai bahan pengendalin/pemberantasan keong mas.
  12. Beberapa predator keong mas adalah burung dan itik, kura-kura, ikan serta insekta. Penggembalaan itik di lahan persawahan, merupakan pengendalian yang efektif, dengan tanpa merusak padi yang telah ditanam. Sistem ini dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ISG (itik sistem gembala). Penebaran jenis ikan tertentu yang dapat memakan keong mas (dan juga telurnya) akan memberikan keuntungan dalam pengendalian populasi keong tersebut. Jenis ikan-ikan yang mampu memakan keong mas ataupun juga telur keong mas tersebut antara lain Botia sp; Tetraodon sp; Bunocephalus sp., dan Leiocassis sp (sejenis lele-lelean); kelompok Cichlidae , kelompok gurami (gurami, sepat), beta, dan lain-lain. Sistem ini telah lama dikenal masyarakat Indonesia dengan nama mina-padi. Pada sistem ini, manajemen air untuk memberi kemungkinan dapat memakan telur juga mesti dilakukan, sehingga peluang menetas dan berkembang biak keong dapat diputuskan.

PENGEMBANGAN BENIH PADI UNGGUL BARU

Benih unggul baru menjadi hal yang sangat penting dalam berusahatani. Ketersediaan benih yang memenuhi kriteria enam tepat (varitas, waktu, tempat, mutu, jumlah dan harga) belum dapat dipenuhi melalui sistem perbenihan yang ada. 



BENIH PADI UNGGUL BARU
Cimelati: umur tanaman 120 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 110 cm, anakan produktif banyak, warna batang hijau,  posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kurang bersih, kerontokan sedang, kerebahan agak tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, kadar amilosa 19%, berat 1000 biji 27 gram, hasil 7 ton/ha gabah kering panen, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1,2 dan 3, peka terhadap wereng coklat dibandingkan dengan IR 64, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV peka terhadap strain VIII, sesuai untuk sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian < 500 m di atas permukaan laut (dpl).

Cisantana: umur tanaman 118 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 110 cm, anakan produktif 15-20 batang, warna batang hijau,  posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kuning bersih, kerontokan tahan, kerebahan tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, kadar amilosa 23%, berat 1000 biji 23,9 gram, hasil 5-7,8 ton/ha gabah kering panen, cukup tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3, cukup tahan terhadap hawar daun bakteri (HDB) III dan peka terhadap HDB IV, sesuai untuk sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan baik ditanam pada lahan irigasi kurang subur.

Sintanur:  umur tanaman 120 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 120 cm, anakan produktif banyak, warna batang hijau,  posisi daun tegak sampai miring, daun bendera tegak, bentuk gabah medium atau sedang, warna gabah kurang bersih, kerontokan sedang, kerebahan agak tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, kadar amilosa 18%, berat 1000 biji 27,4 gram, hasil 6 ton/ha gabah kering panen, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 peka terhadap wereng coklat biotipe 3, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, peka terhadap strain IV dan VIII, sesuai untuk sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian <500 m di atas permukaan laut (dpl).

Konawe: umur tanaman 110-120 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 100-114 cm, anakan produktif 15-18 batang, warna batang hijau,  posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kurang bersih, kerontokan sedang, kerebahan agak tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, kadar amilosa 23%, berat 1000 biji 27-28 gram, hasil 5-8 ton/ha gabah kering panen, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan lebih tahan terhadap biotipe 3 dibandingkan dengan IR 64, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan lebih tahan terhadap strain IV dibandingkan dengan IR64, dianjurkan ditanam pada lahan sawah pada ketinggian < 550 m di atas permukaan laut (dpl).  

Angke: umur tanaman 115 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 90 cm, anakan produktif banyak, warna batang hijau,  posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kurang bersih, kerontokan tahan, kerebahan tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, kadar amilosa 23%, berat 1000 biji 27 gram, hasil 6,8 ton/ha gabah kering panen, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1,2 dan SU, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, IV dan VIII dengan gen ketahanan resesif Xa5, baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl).  

Widas: nomor pedigiri S969b-265-1-4-1, asal persilangan sentani/singkarak, golongan cere, umur tanaman 115-125 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 90-117 cm, anakan produktif 17-20 batang, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna daun telinga putih, warna lidah daun putih, warna daun hijau, muka daun agak kasar, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kuning bersih, kerontokan sedang, kerebahan sedang, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 25-26 g, kadar amilosa 23%, hasil 5-7 t/ha, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1,2 dan 3, tahan penyakit hawar daun bakteri (HDB) strain III dan IV, cocok di tanam pada musim hujan dan musim kemarau di lokasi di bawah 600 m di atas permukaan laut (dpl).

Ketonggo: nomor pedigiri B8583E-Mr-87-1-1b, asal persilangan B4183E-Kp-1/IR-28224/B4183, golongan cere, umur tanaman 120 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 125 cm, anakan produktif 10-19 batang, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna daun hijau, muka daun kasar, daun bendera tegak miring, bentuk gabah bulat besar, warna gabah kuning bersih, kerontokan tahan, kerebahan tahan, tekstur nasi ketan, bobot 1000 butir 29-30 g, kadar amilosa 0,8%, hasil 5-6 t/ha, tahan wereng coklat biotipe 2 dan cukup tahan terhadap biotipe 3, cukup tahan hawar daun bakteri strain III, baik ditanam di dataran rendah sampai dataran sedang.

Ciherang: nomor pedigiri S3383-Id-Pn-41-31, asal persilangan IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1-3///IR64////IR64, golongan cere, umur tanaman 116-125 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 107-115 cm, anakan produktif 14-17 batang, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna daun telinga putih, warna lidah daun putih, warna daun hijau, muka daun kasar pada sebelah bawah, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih, kerontokan sedang, kerebahan sedang, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 27-28 g, kadar amilosa 23%, hasil 5-7 t/ha, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3, tahan penyakit hawar daun bakteri (HDB) strain III dan IV, cocok di tanam pada musim hujan dan musim kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl).

Tukad Patanu: nomor pedigiri IR69726-116-1-3, asal persilangan IR61009-37-2-1-1///IR1561-228-3-3/Utri Merah//, golongan cere, umur tanaman 120 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 118 cm, anakan produktif 17-20 batang, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga tidak berwarna, warna lidah daun tidak berwarna, muka daun kasar, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kuning jerami, kerontokan mudah rontok, kerebahan toleran, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 23,9 g, kadar amilosa 23,3%, hasil 4-7 t/ha, agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3, agak tahan hawar daun bakteri strain VIII, tahan terhadap penyakit, baik ditanam di daerah endemik penyakit tungro, khususnya daerah Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Tukad Balian: nomor pedigiri IR59682-132-1-1-1-2, asal persilangan IR486113-54-9-9-1/IR28239-94-2-3-6-2, golongan cere, umur tanaman 110 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 95 cm, anakan produktif 19 batang, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga tidak berwarna, warna lidah daun tidak berwarna, muka daun kasar, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kuning jerami, kerontokan mudah rontok, kerebahan toleran, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 24,3 g, kadar amilosa 21,2%, potensi hasil 4-7 t/ha, agak tahan wereng coklat biotipe 3, agak tahan hawar daun bakteeri strain VIII, dan tahan terhadap tungro, baik ditanam di daerah endemik penyakit tungro, khususnya daerah Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Tukad Unda: nomor pedigiri IR68305-18-1, asal persilangan IR64/Balimun Putih, golongan cere, umur tanaman 110 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 104 cm, anakan produktif 20 batang, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga tidak berwarna, warna lidah daun tidak berwarna, warna daun hijau, muka daun kasar, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, bulu gabah pendek, warna gabah kuning jerami, kerontokan mudah rontok, kerebahan toleran, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 23,9 g, kadar amilosa 24,9%, potensi hasil 4-7 t/ha, agak tahan wereng coklat biotipe 3, agak tahan hawar daun bakteeri strain VIII, dan tahan terhadap tungro, baik ditanam di daerah endemik penyakit tungro, khususnya daerah Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Kalimas: nomor pedigiri B59552-21-3-2-2-(HD176), asal persilangan PSBRc2 dan IRRI39292-142-3-3-3 introduksi dari IRRI, golongan cere, umur tanaman 120-130 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 98-116 cm, anakan produktif 16-23 batang, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga putih, warna lidah daun putih, muka daun kasar, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping, warna gabah kuning bersih, kerontokan sedang., kerebahan tahan, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 26,49 g, kadar amilosa sedang, hasil 8,97 t/ha (gabah kering panen), tahan terhadap wereng coklat, tahan terhadap tungro, sesuai untuk lahan endemik tungro dan wereng coklat.  

Singkil: nomor seleksi S3254-2g-21-2, asal persilangan IR35432-33-2/IR19661-131-3-1//Ciliwung///IR64, golongan care, umur tanaman 10-115 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 95-115 cm, anakan produktif 17-20 batang, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga putih, warna lidah daun putih, muka daun kasar pada bagian sebelah bawah daun, posisi daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih, kerontokan sedang, kerebahan sedang, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, bobot 1000 butir 26,27 g, kadar amilosa 23%, hasil 4-8 t/ha gabah kering giling, tahan terhadap ereng coklat biotipe 2 dan lebih tahan biotipe 3, dibandingkan dengan IR64, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, dan lebih tanah terhadap strain IV, dibandingkan dengan IR64, ditanam pada lahan sawah pada ketinggian <550 m di atas permukaan laut (dpl).

Sintanur: nomor seleksi B9645e-Mr-89-1, asal persilangan lusi/B7136E-Mr-22-1-5 (Bengawan Solo), golongan cere, umur tanaman 120 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 120 cm, anakan produktif banyak, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga tidak berwarna, warna lidah daun tidak berwarna, muka daun kasar, warna daun hijau, posisi daun tegak sampai miring, daun bendera tegak, bentuk gabah meduium atau sedang, warna gabah kuning bersih, kerontokan sedang, kerebahan agak tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi enak, bobot 1000 butir 27,4 g, kadar amilosa 18%, hasil 6 t/ha (gabah kering panen), tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 peka terhadap wereng coklat biotipe 3, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, dan lebih tanah terhadap strain IV, dibandingkan dengan IR64, sesuai untuk sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian < 500 m dpl.

Bondojudo: nomor seleksi IR60819-34-2-1 (HD 174), asal persilangan IR72 (IR48525-100-1-2) introduksi dari IRRI, golongan cere, umur tanaman 115 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 97,3-116 cm, anakan produktif 15-22 batang, warna kaki hijau, warna  batang hijau, warna daun telinga putih, warna lidah daun putih, muka daun kasar, posisi daun tegak, daun bendera tegak pendek (malai kelihatan), bentuk gabah ramping, warna gabah kuning bersih, kerontokan mudah, kerebahan tahan, tekstur nasi pulen, rasa nasi sedang, bobot 1000 butir 21,3 g, kadar amilosa sedang, hasil 8,40 t/ha (gabah kering panen), tahan terhadap wereng coklat, tahan terhadap tungro, sesuai untuk lahan endemik tungro wereng coklat. 

Penggunaan Benih Bermutu


Penggunaan Benih yang Baik, Bersih, dan Sehat


Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi jumlah pemakain benih dan tanam ulang serta memiliki daya kecambah dan tumbuh yang tinggi sehingga pertanaman kelihatan seragam. Pertumbuhan awal yang kekar dapat mengurangi masalah gulma dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama/penyakit. Kombinasi faktor ini dapat memberikan tambahan hasil panen antar 5-20%.

Ciri Benih Bermutu

Benih bermutu adalah benih murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah di atas 80% dengan bibit yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain. Benih seyogianya diberi label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, belilah benih bersertifikat yang murni dan berlabel, atau benih bermutu yang diproduksi petani, atau pilih sendiri dari pertanaman Anda.



Pengeringan dan Penyimpanan Benih Bermutu

Setelah panen, bersihkan benih dan pilih yang berisi penuh dan seragam. Keringkan benih sampai kandungan airnya 12-14%, lalu simpan dalam karung atau kontainer secara kedap udara sampai musim tanam berikutnya (kualitas benih dapat bertahan setahun bila disimpan secara tepat). Benih yang disimpan tanpa kedap udara akan meningkat kadar airnya dan menurun daya tumbuhnya sejalan dengan waktu.

Menguji Mutu Benih


  1. Pilih secara acak contoh benih yang akan ditanam lalu rendam dalam air selama 24 jam.
  2. Letakkan 100 benih di atas kertas kacu lembab. Taruh kertas tadi dalam tempat tertutup. Upayakan kertas tetap lembab.
  3. Setelah 3-5 hari, hitung benih yang berkecambah dan catat persentase perkecambahan.
  4. Benih dinilai bermutu bila mempunyai daya kecambah minimal 80%.
Sepuluh Langkah untuk Memproduksi Benih
  1. Pilih lahan yang subur.
  2. Gunakan benih bermutu yang bersih dan bernas.
  3. Olah tanah secara baik untuk mengendalikan gulma dan memperbaiki pengelolaan air.
  4. Dalam cara tanam pindah, tanam bibit muda (15-20 hari) dari persemaian yang bebas gulma dengan jarak tanam 22,5 x 22,5 cm.
  5. Pakai pupuk N, P, K, S sesuai dengan kebutuhan tanaman.
  6. Jaga agar pertanaman bebas gulma, hama, dan penyakit.
  7. Pada saat anakan maksimum dan pembungaan, sisihkan tanaman yang off-type yang terlihat dari tinggi tanaman, waktu berbunga, dan keragaannya yang berbeda; sisihkan juga tanaman yang terserang hama/penyakit serta malai yang berubah warna.
  8. Lakukan panen pada saat tanaman matang penuh (80-85% gabah berwarna seperti jerami).
  9. Rontok, bersihkan, keringkan, dan beri label benih yang dipanen.
  10. Simpan benih yang diberi label dalam kontainer bersih yang tertutup dalam ruangan yang sejuk, kering, dan bersih.



Benih Unggul Padi Sawah



Mengapa menggunakan benih unggul bermutu dan bersertifikat?
Penggunaan benih yang bermutu menjamin keberhasilan usaha tani.

  • Keturunan benih diketahui, mutu benih terjamin dan kemurnian genetik diketahui.
  • Pertumbuhan benih seragam.
  • Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.
  • Ketika ditanam pindah, tumbuh lebih cepat dan tegar.
  • Masak dan panen serempak.
  • Produktivitas tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan petani.

Kelas benih yang ditanam penangkar atau produsen benih

  • Penangkar benih harus menanam benih satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi. Contoh, kalau penangkar benih memproduksi benih sebar, maka benih yang ditanam minimal harus kelas benih pokok.
  • Benih Dasar (BD), ditandai dengan label putih, dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Induk (BBI), penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), produsen benih swasta atau BUMN.
  • Benih Pokok (BP), ditandai dengan label ungu, dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Utama (BBU), penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, produsen benih swasta atau BUMN.
  • Benih Sebar (BR), ditandai dengan label biru, dimiliki dan diproduksi oleh BBU, penangkar benih atau produsen benih swasta atau BUMN.


Kelas benih yang ditanam petani

Petani yang menanam padi untuk tujuan mendapatkan gabah konsumsi (untuk digiling menjadi beras) disarankan untuk menggunakan benih sebar (label biru).

Ciri-ciri benih bermutu tinggi
Mutu benih meliputi mutu genetik, mutu fisik, dan mutu fisiologis.
Ciri–ciri benih bermutu adalah:

  1. Varietasnya asli.
  2. Benih bernas dan seragam.
  3. Bersih (tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain).
  4. Daya berkecambah dan vigor tinggi, sehingga dapat tumbuh baik jika ditanam di sawah.
  5. Sehat (tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama).

Benih berlabel
Merupakan benih yang sudah lulus proses sertifikasi yang merupakan salah satu bentuk jaminan mutu benih.
Keuntungan menggunakan benih bermutu tinggi

  1. Benih tumbuh dengan cepat dan serempak.
  2. Bila disemaikan, mampu menghasilkan bibit yang vigorous (tegar) dan sehat.
  3. Ketika ditanam-pindah, bibit dapat tumbuh lebih cepat.
  4. Pertanaman lebih serempak dan populasi tanaman optimum, sehingga mendapatkan hasil yang tinggi.

Pemilahan benih
Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya berkecambah dan vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan di lapang yang lebih cepat dan seragam.
Cara pemilahan benih
1. Pemilahan benih dengan air

  1. Benih dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan volume dua kali volume benih, kemudian diaduk-aduk sebentar.
  2. Benih yang terapung, yang mempunyai berat jenis rendah, dipisahkan dari benih lainnya.
  3. Benih-benih yang tenggelam yang dapat digunakan untuk pertanaman
  4. Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam selama 24 jam dan diperam.

2. Pemilahan dengan larutan garam Amonium Sulfat (ZA)

  1. Untuk mendapatkan benih yang lebih bernas dengan berat jenis yang tinggi (BJ 1,11 mg/l), pemilahan dilakukan seperti pada butir 1 (pemilahan dengan air), namun yang digunakan adalah larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 g ZA/l air.
  2. Benih yang terapung dibuang, sedangkan benih yang digunakan adalah benih yang tenggelam (memiliki berat jenis tinggi).
  3. Setelah pemilahan benih dicuci bersih, direndam, diperam dan siap untuk ditabur atau disemai.


Perlindungan pada pertumbuhan awal bibit terhadap serangan hama penggerek batang

  • Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang, disarankan untuk melaksanakan perlakuan benih dengan pestisida berbahan aktif fipronil
  • Benih direndam di dalam air selama satu hari, kemudian ditiriskan dan dicampur dengan Regent 50SC (bahan aktif fipronil) dengan dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam. Perlakuan pestisida ini juga dapat membantu pengendalian keong mas di areal persemaian atau pertanaman awal.


Senin, Desember 10, 2012

BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA


Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun dengan keramba yang belum dikembangkan di semua daerah.Budidaya ikan dalam keramba ini, timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan olehpedagang ikan hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang belurn laku dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat rumah mereka.Akan tetapi ikan-ikan, tersebut , tetap hidup dan bahkan bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para pedagang untuk membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikandalam keramba ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga. khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai, danau dan rawa-rawa).

Peran Man Dalam Keramba
Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai nilai ekonomi  yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis besar, peranan budidaya ikan dalam keramba adalah :
1) Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan umum.
2) Meningkatkan produksi Wan yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi kebutuhan konsumsi ikan secara terus menerus.
3) Meningkatkan pendapatan Para petani ikan serta kesejahteraan petani ikan sepanjang tahun. 
4) Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana pada musim barat para nelayan tidak dapat menangkap ikan.
5) Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum.

Pemasangan Keramba 
Bentuk keramba hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu berbentuk empat persegi dan bundar panjang. Keramba berbentuk empat persegi maupun kotak, sebagai bahan pada umumnya dibuat dari bambu maupun papan. Bentuk bundar panjang, yaitu keramba menyerupai bubu pada umumnya dibuat dari bilah bambu.
Cara pemasangan atau penempatan keramba, secara umum , dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 
1) Keramba terendam secara keseluruhan. Pemasangannya direndam dalam air kurang lebih 20 Cm di bawah permukaan air. Keramba ini sesuai untuk perairan yang sempit dan tidak begitu dalam. Mempunyai tiga sisi, dua sisi melintang arus dan satu sisi sejajar arus.
2) Keramba terendam sebagian, kurang lebih 10 Cm berada di atas permukaan air. Mempunyai enam sisi, di mana terdiri dari empat sisi, dimana terdiri dari empat sisi memanjang dan dua sisi melintang, jenis keramba ini cocok untuk dipasang di perairan yang dalam dan luas seperti di sungai, danau, waduk dan rawa.
3) Keramba pagar berbentuk pagar keliling yang langsung  ditancapkan ke dasar air. Keramba ini harus selalu digenangi air, baik pada waktu air pasang maupun air surut. Pada umumnya dikembangkan oleh penduduk yang tinggal di rumah terapung.

Jenis Ikan
Ada beberapa  jenis ikan yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan sistem budidaya keramba, diantaranya adalah ikan karper  (Chprinus carpio L.).  Jenis ikan ini sangat cocok untuk dikembangkan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 150-600 meter di atas permukaan laut, dengan pH perairan antara 7-8, suhu maksimal untuk kehidupannya antara 20-25°C. Kepadatan penebaran sebaiknya antara 30-50 ekor/M3 dengan ukuran ikan 50-80 gram/ekor:
Dalam pemeliharaan selama 3-4 bulan, berat Wan bisa mencapai 300-500. gram/ekor, dengan catatan bahwa ikan tersebut juga diberikan makanan tambahan.

Ikan tawes (Punctius javanicus Blkr). Jenis ikan ini tumbuh dengan balk pada ketinggian antar 25-3°C. Padat penebaran ikan seberat 20 gram/ekor adalah, 190-125 ekor/M. Pada pemeliharaan selama  3-4 bulan dengan diberikan makanan tambahan dedak halus, beratnya bisa mencapai 300-500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 300 gram/ekor.

Ikan mujair  (Tilapia masambica).  Jenis ikan, ini cocok dibudidayakan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan taut, dengan suhu maksimum antara 25-30°C. Padat penebaran dapat mencapai 500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 -300 gram/ekor.

Ikan sepat siem  (Trichogaster pectoralis egen).  Ikan ini dapat hidup di dataran yang mempunyai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan pH air antara 7  - 8 dan suhu maksimum antara 25 -35°C. padat penebaran ikan antara 25 - 35 ekor/M3 dengan ukuran panjang 9 Cm.

Ikan toman  (Ophiocephalus micropeltres). ikan ini banyak dikembangkan di daerah Kalimantan. Termasuk lamban pertumbuhannya. Pada penebaran benih ikan dengan berat 300 gram/ekor adalah, antara .15-20, ekor/M3. Pada pemeliharaan selama 8 bulan ikan sudah dapat dipanen.

Ikan gabus (Ophiocephalus  striatus Blkr).  Ada dua macam yaitu yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air tawar dengan pH antara 4,5 - 6. Pada penebaran ikan gabus dengan berat 100 gram/ekor adalah antara 50-60 ekor/M3. Dalam pemeliharaan selama 3 - 5 bulan berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor.

Ikan betok (Anabes testudineus block). to ini sangat tahan terhadap kekurangan oksigen dan juga air, Bahkan ikan ini dapat hidup dalam lumpur yang mengandung air antar 1  - 2 bulan. Pada keramba ukuran 2 x 2 x 2 M2 dapat ditebarkan benih sebanyak 800 ekor dengan berat 20 gram /ekor. Dalam waktu 6 bulan berat ikan dapat mencapai 400 gram/ekor.

Ikan gurami  (Osphronemus gouramy L.).  Hidup di air tawar. Daerah yang paling cocok adalah dengan ketinggian 50 - 400 meter di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum antara 40 - 60 ekor /M3. Dalam membudidayakan ikan ini perlu diberikan makanan tambahan selanq waktu 2 hari sekali dengan jumlah 15 - 20 % dari berat ikan total. Dalam waktu 3  -4 bulan, ikan ini sudah dapat dipanen.

Selain jenis-jenis ikan tersebut di atas, masih banyak lagi jenis ikan lokal lain yang dapat dikembangkan dengan sistem keramba.

Bila hendak mengembangkan ikan dalam keramba, kita tinggal menyesuaikan jenis ikan yang cocok untuk tempat tinggal kita masing - masing. Lahan yang akan digunakan sebaiknya yang gembur. Tanah tegalan merupakan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman bengkuang. Buatlah guludan dengan lebar bedengan sekitar 20 Cm dengan panjang guludan tergantung dari panjang lahan jarak antara bedengan sekitar 35 Cm atau selebar satu setengah sampai dua lebar pacul.
Penanaman tanaman bengkuang sebaiknya dilakukan setelah panen tanaman jagung atau pada pertengahan musim penghujan. Penanaman dengan cara membenamkan benih pada tanah guludan yang ditugal, dan isilah  1-2 benih tiap lubang tanam, jarak antara lubang yang satu dengan yang lain sekitar kurang lebih 22 Cm dan penanaman jangan terlalu dalam, karena akan dapat menghambat perkecambahan benih tersebut. Untuk mendapatkan buah yang benar-benar besar maka sebaiknya tiap lubang diisi dengan satu benih saja.
Sebenarnya tanaman bengkuang tidak memerlukan perawatan yank serius, karena tanaman bengkuang merupakan tanaman yang mudah tumbuh pada, keadaan yang kurang menguntungkan bahkan sampai saat ini tanaman bengkuang tidak atau belum pernah terserang hama maupun penyakit yang dapat menurunkan produksi.
Perawatan yang perlu dilakukan adalah pengendalian gulma, yaitu lakukan pembersihan gulma terutama gulma disekitar tanaman. Pembuangan bunga, dimana bunga pada tanaman bengkuang ini sangat perlu dilakukan, karena jika bunganya tidak dihilangkan akan dapat mempengaruhi pembentukan, umbi bengkuang. Bila perlu lakukanlah pemupukan dengan ZA dengan cara tebarkan disekitar tanaman.
Pemanenan bengkuang dapat dilakukan setelah tanaman tersebut berumur sekitar 6 bulan. Dan pemanenan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar buah bengkuang tidak rusak atau pecah. Maka dengan cara budidaya tersebut, akan dapat dihasilkan buah yang berukuran besar. Dengan semakin baik mutu buah bengkuang ini akan dapat meningkatkan penghasilan petani, karena harganya pun dapat dinaikkan.

Sabtu, Desember 08, 2012

BUDIDAYA KACANG TANAH


PEMILIHAN VARIETAS
Penggunaa varietas unggul mempunyai potensi hasil yangtinggi, ukuran biji seragam, sehat dan jelas usulnya. Biji kacang tanah yang baru dipanen sangat baik untuk dijadikan benih. Beberapa varietas unggul baru kacang tanah mempunyai karakteristik tertentu, seperti tahan terhadap penyakit layu dan kekeringan atau daya adaptif terhadap PH tinggi.
Pemilihan varietas sebaiknya memperlihatkan kebutuhan pasar.

PERSIAPAN LAHAN

Tanah dibajak 2x sedalam 15 – 20 cm, lalu digaru dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-4 meter. Antar bedengan dibuat saluran drainase sedalam 30 cm dan lebar 20 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase pada saat becek dan sebagai saluran irigasi pada saat kering.
Jika struktur tanah sudah gembur, maka penyiapan lahan dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida untuk membersihkan gulma kemudian dilakukan pengolahan tanah minimal (minimum tillage) sepanjang barisan/alur yang akan ditanami.

PENANAMAN

Penanaman secara baris tunggal dengan tugal atau alur bajak dengan tanam 35-40 cm x 10-15 cm, satu biji/lubang sehingga populasi sekitar 250.000 tanaman per hektar. Kebutuhan benih antara 90 – 100 biji/ha.
Penanaman juga dapat dilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji/lubang.

PEMUPUKAN
50 KG Urea/ha atau 100 kg ZA/ha, diberikan bersamaan tanam atau saat tanaman umur antara 7 - 15 hari. Pemupukan paling efisien dilakukan secara larik atau tugal.
Bila kandungan P rendah < 12 ppm P, perlu diberikan 80 kg SP-36/ha pada saat tanam. Bila sudah tinggi > 12 ppm tidak perlu dipupuk P.
Jika kandungan K tersedia dalam tanah kurang dari 0,3 me/100 gr tanah, maka perlu dipupuk dengan KCl sebanyak 33 – 50 kg. pupuk K dapat diberikan bersamaan tanam dengan cara disebar.
Pada tanah dengan kandungan Ca rendah, maka perlu diberi dolomite sebanyak 300-500 kg/ha bersamaan tanam dengan cara disebar atau larikan pada fase pembentukan polong. Pada tanah masam, pemberian dolomite sangat membantu pembentukan dan pengisian polong.
Pada daerah yang endemik klorosis (gejala kuning) karena PH tanahnya tinggi (>7,4) perlu ditambahkan bubuk belerang sebesar 300-400 kg/ha dengan cara mencampur rata dengan tanah dan diberikan pada alur tanaman sebelum tanam. Bila tidak tersedia bubuk belerang, bisa diganti dengan 2,5 – 5 ton/ha pupuk kandang.
Gejala kuning juga dapat diatasi dengan penyemprotan larutan yang mengandung 0,5 – 1 % FeSO4 0,1 % asam sitrat, 3 % ammonium sulfat (ZA), 0,2 % Urea pada umur 30, 45 dan 60 hari untuk mempercepat pemulihan klorosis.

PEMELIHARAAN
1. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Hama utama pada kacang tanah antara lain Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal (Plusia chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura), hama tesebut dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, Dursban, Azodrin< Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25, 35 dan 45 hari.
Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun (leafspot), penyakit karat (Puccinia arachidis).  Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol 45, Baycor, Delsane MX 200 dan Daconil). Untuk pencegahan, fungisida tersebut dapat diaplilkasikan pada umur 35, 45 dan 60 hari.

2. PENYIANGAN DAN PEMBUMBUNAN
Penyiangan gulma pertama dilakukan sebelum tanaman berbunga dan penyiangan kedua setelah ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan.

3. PENGAIRAN
Pengairan diperlukan jika tanam dilakukan pada musim kemarau. Periode kritis tanaman terhadap air adalah periode awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong) dan umur 75 hari (pemasakan).
Pengairan dilakukan melalui selokan antar bedengan.

4. PANEN DAN PASCA PANEN
Umur panen tergantung varietas dan musim tanam, tanda –tanda tanaman siap panen antara lain : kulit polong mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat, jika ditekan polong mudah pecah. Jika biji telah penuh, harus segera dipanen, karena bila terlambat, biji dapat tumbuh di lapang.
Setelah panen polong segera dirontokkan, dikeringkan hingga kadar air 12 % yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit ari. Penundaan polong basah lebih dari 24 jam menyebabkan polong berlendir, mudah terinfeksi jamur Aspergillus flavus dan terkontaminasi aflatoksin yang menyebabkan kacang menjadi pahit dan beraroma tengik.

Sumber : epetani.deptan.go.id

Jumat, Desember 07, 2012

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH



A. Pendahuluan
Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan suatu usaha pertanian, diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga panen menjadi serempak, rendemen  lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai  dengan selera konsumen, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit dan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan input seperti pupuk dan pestisida. 
Dalam suatu sistem produksi benih pertanian baik yang ditujukan untuk memenuhi konsumsi sendiri maupun yang berorientasi  komersial diperlukan adanya ketersediaan benih dengan varietas yang berdaya hasil tinggi dan mutu yang baik. Daya hasil yang tinggi serta mutu yang terjamin pada umumnya terdapat pada varietas unggul. Namun manfaat dari suatu varietas akan dirasakan oleh petani atau konsumen apabila benih tersedia dalam jumlah yang cukup dengan harga yang sesuai.  Dalam pertanian modern, benih berperan sebagai  delivery mechanism yang menyalurkan keunggulan teknologi kepada petani dan konsumen lainnya.  Salah satu yang berpengaruh dalam peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan adalah penggunaan benih varietas unggul bermutu yang didukung oleh penerapan teknologi sesuai dengan anjuran. Oleh karena itu, ketersediaan benih bermutu terus diupayakan mengingat manfaat dari penggunaan benih tersebut.

B. Pengertian dan Karakteristik Benih dan Varietas Unggul Padi Sawah
Benih dan varietas unggul padi sawah merupakan  galur hasil pemuliaan yang mempunyai salah satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya. Varietas unggul  salah komponen teknologi yang penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani padi. Berbagai varietas unggul telah tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah, preferensi petani, dan keinginan pasar.