PENYAKIT BLAS TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA
(sumber gambar: antonmhb.lecture.ub.ac.id)
Pada awalnya penyakit blas dikenal sebagai salah satu kendala utama pada padi gogo, tetapi sejak akhir 1980-an penyakit ini juga sudah terdapat pada tanaman padi sawah beririgasi.
Penyakit blas pada tanaman padi disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Jamur Pyricularia grisea dapat menyerang semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen.
Pada fase persemaian dan vegetatif umumnya menyerang daun sehingga disebut Blas daun. Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman berbentuk belah ketupat dengan pusat bercak berwarna putih.
Pada fase tanaman tua (generatif) umumnya penyait ini menyerang leher malai, malai, bulir padi dan kolar daun, umumnya disebut Blas leher atau busuk leher. gejalanya bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang malai dan patah.
Penyakit blas tidak hanya menyerang tanaman padi tetapi dapat juga menyerang tanaman lain seperti gandum, surgum dan spesies rumput-rumputan. pada lingkungan yang kondusif blas dapat menyebabkan kematian.
TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit blas :
- Tanah
- Pengairan
- Kelembaban
- Suhu
- Pupuk
- Ketahanan Varietas
maka pengendalian penyakit blas yang dianjurkan adalah pengendalian secara terpadu dengan berbagai cara yang dapat menekan perkembangan penyakit.
A. Pengendaluan Penyakit Blas Dengan Teknik Budidaya
1. Penanaman Benih Sehat
Pengendalian penyakit blas lebih efektif apabila dilakukan sedini mungkin. Untuk mencegah penularan melalui benih maka perlu dilakukan pengobatan benih dengan fungisida sistemik seperti Trisiklazole dengan dosis formulasi 3-5gr/kg benih, pengobatan benih dapat dilakukan dengan cara perendaman benih atau pelapisan benih.
2. Perendaman Benih
Benih direndam dalam larutan fungisida yang berbahan aktif Trisiklazole selama 24 jam dan selama perendaman larutan diaduk merata setiap 6 jam. Perbandingan berat biji dan volome air adalah 1:2 (1 kg benih direndam dalam 2 liter air larutan fungisida). Sesudah melakukan perendaman benih dikering anginkan diatas kertas koran hingga gabah siap disemai, pada padi sawah perendaman dilakukan sebelum pemeraman.
3. Cara Pelapisan
Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara perendaman seingga lebih cocok untuk lahan kering (gogo). Benih direndam kedalam air murni (tanpa campuran) selama 2-3 jam lalu tiriskan hingga air tidak menetes lagi. kemudian fungisida dicampur/diaduk rata dengan benih.
4. Cara Tanam
Untuk memberikan kondisi linkungan yang kurang mendukung bagi perkembangan penyakit sangat dianjurkan tanam dengan jarak tanam Legowo dan menggunakan sistem pengairan secara berselang. Sistem tersebut akan mengurangi kelembaban sekitar kanopi pertanaman.
5. Pemupukan
Pemberian pupuk N dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya dengan Pupuk K menyebabkan tanaman lebih tahan terhadap penyakit blas. Oleh karena itu agar perkembangan penyakit dapat ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan menggunakan pupuk N dan K secara berimbang.
B. Penanaman Varietas Padi Yang Tahan Blas
Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas adalah penggunaan varietas tahan.
Beberapa varietas padi yang tahan terhadap blas adalah :
- Inpari 21
- Inpari 22
- Inpari 26
- Inpari 27
- Inpago 4 sampai inpago 8
Usaha lain yang perlu diperhatikan yaitu tidak menanam padi secara monokultur (1 atau 2 varietas) secara luas dan terus menerus, apabila tanaman padi ditanam berturut-turut sepanjang tahun maka harus dilakukan pergiliran varietas atau rotasi gen.
C. Penggunaan Fungisida Nabati dan Kimia Melalui Penyemprotan Tanaman
Penyakit blas pada tanaman padi disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Jamur Pyricularia grisea dapat menyerang semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen.
Pada fase persemaian dan vegetatif umumnya menyerang daun sehingga disebut Blas daun. Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman berbentuk belah ketupat dengan pusat bercak berwarna putih.
Pada fase tanaman tua (generatif) umumnya penyait ini menyerang leher malai, malai, bulir padi dan kolar daun, umumnya disebut Blas leher atau busuk leher. gejalanya bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang malai dan patah.
Penyakit blas tidak hanya menyerang tanaman padi tetapi dapat juga menyerang tanaman lain seperti gandum, surgum dan spesies rumput-rumputan. pada lingkungan yang kondusif blas dapat menyebabkan kematian.
TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit blas :
- Tanah
- Pengairan
- Kelembaban
- Suhu
- Pupuk
- Ketahanan Varietas
maka pengendalian penyakit blas yang dianjurkan adalah pengendalian secara terpadu dengan berbagai cara yang dapat menekan perkembangan penyakit.
A. Pengendaluan Penyakit Blas Dengan Teknik Budidaya
1. Penanaman Benih Sehat
Pengendalian penyakit blas lebih efektif apabila dilakukan sedini mungkin. Untuk mencegah penularan melalui benih maka perlu dilakukan pengobatan benih dengan fungisida sistemik seperti Trisiklazole dengan dosis formulasi 3-5gr/kg benih, pengobatan benih dapat dilakukan dengan cara perendaman benih atau pelapisan benih.
2. Perendaman Benih
Benih direndam dalam larutan fungisida yang berbahan aktif Trisiklazole selama 24 jam dan selama perendaman larutan diaduk merata setiap 6 jam. Perbandingan berat biji dan volome air adalah 1:2 (1 kg benih direndam dalam 2 liter air larutan fungisida). Sesudah melakukan perendaman benih dikering anginkan diatas kertas koran hingga gabah siap disemai, pada padi sawah perendaman dilakukan sebelum pemeraman.
3. Cara Pelapisan
Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara perendaman seingga lebih cocok untuk lahan kering (gogo). Benih direndam kedalam air murni (tanpa campuran) selama 2-3 jam lalu tiriskan hingga air tidak menetes lagi. kemudian fungisida dicampur/diaduk rata dengan benih.
4. Cara Tanam
Untuk memberikan kondisi linkungan yang kurang mendukung bagi perkembangan penyakit sangat dianjurkan tanam dengan jarak tanam Legowo dan menggunakan sistem pengairan secara berselang. Sistem tersebut akan mengurangi kelembaban sekitar kanopi pertanaman.
5. Pemupukan
Pemberian pupuk N dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya dengan Pupuk K menyebabkan tanaman lebih tahan terhadap penyakit blas. Oleh karena itu agar perkembangan penyakit dapat ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan menggunakan pupuk N dan K secara berimbang.
B. Penanaman Varietas Padi Yang Tahan Blas
Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas adalah penggunaan varietas tahan.
Beberapa varietas padi yang tahan terhadap blas adalah :
- Inpari 21
- Inpari 22
- Inpari 26
- Inpari 27
- Inpago 4 sampai inpago 8
Usaha lain yang perlu diperhatikan yaitu tidak menanam padi secara monokultur (1 atau 2 varietas) secara luas dan terus menerus, apabila tanaman padi ditanam berturut-turut sepanjang tahun maka harus dilakukan pergiliran varietas atau rotasi gen.
C. Penggunaan Fungisida Nabati dan Kimia Melalui Penyemprotan Tanaman
1. Fungisida Nabati
Fungisida nabati dapat berupa produk langsung jadi yang dijual dipasaran misalnya Inokulan/starter Trichoderma sp dan Gliocladium sp yang digunakan sebagai tindakan preventif pada masa vegetatif padi. Fungisida nabati juga dapat dibuat secara sederhana dari bahan-bahan sederhana.
Untuk cara pembuatan fungisida nabati dapat dilihat pada Halaman ini ←
2. Fungisida Kimia
Penggunaan fungisida kimia juga dianjurkan bagi daerah yang endemi terhadap blas dengan ketentuan menggunakan Pengendalian Hama secara Terpadu dan tepat guna
Penyemprotan dilakukan dua kali yaitu pada masa anakan maksimum dan masa awal berbunga.
Beberapa fungisida sistemik yang biasa ada dipasaran :
- Isoprotiolane
- Trisiklazol
- Kasugamycin
- Thiopanatemethyl
- Difenoconazol
- mikocide 70
- Amistartop
- Score
- Pyoguilon
- Nelumbo 250 EC
- Prima Vit
Dosis:
Bahan Aktif | Nama Dagang | Dosis/Hektar |
Isoprotiolane | Fujiwan 400 EC | 1lt |
Trisiklazol | Denis 75 WP | 1lt/kg |
BLAST 200 SC | ||
Filia 525 SE | ||
Kasugamycin | Kasumiron 25 WP | 1kg |
Thiopanatemethyl | Topsin 70 WP | 1kg |
Difenoconazol | Score 250 EC | 0,5lt |
Pencegahan
1. Sanitasi lingkungan
2. Pemakaian jerami Sebagai Kompos
Jamur P. grisea dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman padi atau jerami, maka dari itu perlu dilakukan Pembenaman jerami dalam tanah sebagai kompos pada saat proses dekomposisi miselia dan spora jamur mati karena naiknya suhu.