phone: +62 813 4833 4566
e-mail: bpk.haurgading@gmail.com

Jumat, Mei 02, 2014

Hama Penggerek Batang Padi dan Cara Pengendaliannya

(sumber gambar: magroniaga.blogspot.com)

Penggerek batang padi termasuk salah satu hama paling penting pada tanaman padi yang sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Keberadaan hama ini ditandai oleh kehadiran ngengat (kupu-kupu), kematian tunas-tunas padi (sundep/dead heart), kematian malai (beluk/white head), dan ulat (larva) penggerek batang
Penggerek batang padi terdapat  sepanjang tahun dan menyebar di seluruh Indonesia pada ekosistem padi yang beragam.  Intensitas serangan penggerek batang padi pernah mencapai 20,5% dan luas daerah yang terserang mencapai 151.577 ha. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30%.  Gejala serangan pada stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk.  Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1,2%. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan stadia tanaman bunting.

Di Indonesia telah dikenal 6 jenis penggerek batang padi, yang terdiri dari 5 jenis famili Pyralidae dan 1 jenis famili Noctuidae. Ke-6 jenis penggerek batang padi tersebut adalah:
(1) Penggerek batang padi kuning, Scirpophaga incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae),
(2) Penggerek batang padi merah jambu, Sesamia inferens (Walkers) (Lepidoptera: (Noctuidae),
(3) Penggerek batang padi kepala hitam, Chilo polychrysus Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae),
(4) Penggerek batang padi bergaris, Chilo suppressalis (Walker) (Lepidoptera: (Pyralidae),
(5) Penggerek batang padi putih, Scirpophaga innotata (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae), dan
(6) Penggerek batang padi berkilat, Chilo auricilius Dudgeon (Lepidoptera: Pyralidae)

Ke enam jenis penggerek batang padi di atas memiliki sifat atau ciri yang berbeda-beda dalam penyebaran dan bioekologinya, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman serta kerusakan yang ditimbulkannya. Dari berbagai jenis penggerek batang padi tersebut kami mencoba mengulas bangaimana penanggulangan hama penggerek batang padi kuning. Tahapan perkembangbiakan penggerek batang padi kuning mulai dari telur, larva, pupa, hingga menjadi ngengat:

1. Telur; Jumlah telur  penggerek batang padi kuning dapat mencapai 50-150 butir/kelompok, ditutupi rambut halus berwarna coklat  kekuningan, diletakkan malam hari (pukul 19.00-22.00) selama 3-5 malam sejak malam pertama, keperidian 100-600 butir tiap betina dan stadium telur selama 6-7 hari.
2. Larva; Umumnya warna larvanya adalah putih kekuningan sampai kehijauan dengan panjang maksimun 25 mm. Stadium larvanya selama 28-35 hari yang terdiri atas 5-7 instar.
3. Pupa; Pupa penggerek batang padi kuning umumnya berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, kokon berupa selaput benang berwarna putih, dengan panjang 12-15 mm, serta lama stadium pupanya mencapai 6-23 hari
4. Imago/Ngengat; Setelah melewati stadium pupa, jenis hama ini berubah menjadi ngengat jantan/betina. Ngengat jantan mempunyai bintik-bintik gelap pada sayap depan, ngengat betina berwarna kuning dengan bintik hitam di bagian tengah sayap depan. Panjnag ngengat jantan mencapai 14 mm dan betina 17 mm. Biasanya ngengat aktif bergerak pada malam hari dan tertarik cahaya, jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km. Lama hidup ngengat dapat mencapai 5-10 hari dengan siklus hidup 39-58 hari.

Larva keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun.  Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air.  Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang.

Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya dengan cara membuat gulungan ujung daun, menjatuhkan diri ke permukaan air dan memencar ke rumpun yang lain. Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid, predator, dan patogen.

Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang. Oleh karena itu, gejala serangan hama ini perlu diwaspadai, terutama pada pertanaman musim hujan. Waktu tanam yang tepat, merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang. Hindari penanaman pada bulan-bulan Desember-Januari, karena suhu, kelembaban, dan curah hujan pada saat itu sangat cocok bagi perkembangan penggerek batang, sementara tanaman padi yang baru ditanam, sangat sensitif terhadap hama ini. Tindakan pengendalian harus segera dilakukan, kalau lebih dari 10% umpun padi memperlihatkan gejala sundep atau beluk.

Insektisida yang efektif terhadap penggerek batang tersedia di kios-kios sarana pertanian, terutama yang berbahan aktif: karbofuran, bensultap, karbosulfan, dimenhipo, amitraz, dan fipronil. Sebelum menggunakan suatu produk pestisida, baca dan pahami informasi yang tertera pada label. Kecuali untuk kupu-kupu yang banyak beterbangan, jangan memakai pestisida semprot untuk sundep dan beluk.


Sumber :
Mahyuddin Syam, dkk. 2008. Masalah Lapang; Hama, Penyakit dan Hara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta
www.balitbang.go.id